Melihat penomena pelajar kiwari sering terjadi adanya "kenakalan remaja" baik berbentuk tauran, perkelahian, miras dan sejenis lainnya. Dalam mengantisipasi hal itu Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi menyelenggarakan kegiatan workshop guru mata pelajaran dengan mengusung tema "Bimbingan Teknis Integritas Nilai-Nilai Al-Qur'an Kedalam Mata Pelajaran (Kesenian)".
Dalam hal itu, sangat dipandang perlu untuk mengintegritaskan Al-Qu'an kedalam mata pelajaran dan seharusnya tidak hanya dilakukan oleh Dinas Pendidikan untuk SMA dan SMK saja sebab pembelajaran diadakan di seluruh tingkat baik SMP/MTs dan sederajat dan SMA/MA sederajat. Sebab Al-Qur'an sebagai pandangan hidup bagi umat Islam.
Kenapa demikian. Kita sadar sebagai orang yang mengajar Seni Budaya dan seniman bahwa kebahagian tidak akan ketemu atau sampai pada seni sebagai hiburan dengan menari dan joged sambil benyanyi walau pada wakti itu kita bahagia. Tapi setelah itu, masalah tetap ada. Tapi dengan berdzikir mengingat Allah hati kita bisa tenang (bidzikrillah tatmaa'inu qullub). Dasitulah Al-Qur'an memiliki implikasi yang sangat luar biasa.
Maka sangat sepakat sekali, bila Al-Qur'an terintegritas kedalam mata pelajaran khususnya Mata Pelajaran Seni Budaya.
Untuk mengurai integritas Al-Qur'an dalam mata pelajaran seni budaya, perlu memahami dulu delapan belas karakter bangsa yang menjadi nilai-nilai pendidikan nasional, yaitu : religi, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Kesemua itu sangatlah sejalan dengan nilai-nilai dal Al-Qur'an. Kenapa tidak untuk terintegrasi.
Dalam hal ini bukan mengantarkan siswa untuk pandai membaca Al-Qur'an (Akhli Qori), Akhli Tafsir, Akhli Fiqih dan lainnya, tapi disini untuk mengantarkan siswa pada proses pembelajaran dalam penghayatan secara subtansi akan nilai-nilai Al-Qur'an sebagai wujud akan kehadiran Allah SWT. Hal ini dapat diwujudkan atas kalamullah, yaitu: Al-Qur'an.
Al-Qur'an adalah nilai ajaran Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril AS untuk keselamatan umat manusia dunia dan akhirat. Dimana Al-Qur'an terdiri dari 6,666 ayat dan terbagi menjadi ayat mutasabihat (samar) dan mukamat (jelas). Maka dalam nilai-nilai ayat mukamatlah yang paling mudah untuk dicerna, contoh kita ambil salah satu nilai karakter bangsa yang nilai pendidikan nasional, yaitu: kata "menolong" dibuka dalam indek Al-Qur'an maka akan muncul 31 surat. Salah satunya Surat Muhammad (47): 7
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
Artinya:
Hai orang-orang beriman, jika kamu sekalian menolong agama Allah. Niscaya Allah pun akan menolongmu dan meneguhkan dudukanmu
Untuk mata pelajaran seni budaya tentu memerlukan pendekatan lain, seperti yang diungkapan Imam Ghazali tentang filsafat estetika, memaknai kata indah ada empat, yaitu; indrawi (lahiriah), imaginasi (emotion), jiwa (ruhaniah), dan illahiyah (transenden). Dalam pemaknaan ini, bila seseorang melihat film lantas kita menangis atau tegang maka itu baru tingkat emosi. Lain halnya dengan Jalaludin Rumi itu baru tingkat transenden cuma baru untuk dirinya.
Sementara dalam kontek pembelajaran mata pelajaran, khususnya seni budaya tidak terlepas dari silabus sebagai skenario pembelajaran. Skenario ini sudah diatur secara nasional, yaitu: Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Indikator Pencapaian Kompetensi, Tujuan Pembelajaran, Materi Pokok, Metode Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran, Sumber Pembelajaran (Bahan dan Alat), dan Evaluasi atau Penilaian. Maka pada implementasinya diatur melalui tujuan, metode sampai pada langkah-langkah pembelajaran.
Contoh sebagai ilustrasi dalam mata pelajaran seni budaya pada pembelajaran seni rupa, yaitu dengan Materi Pembelajaranya adalah "warna", Indikator Pencapaianya : 1) Jenis Warna (primer, scuder, dan tertier), 2) Gradasi Warna, 3) Nama Warna dan Pengolahannya. Maka salah satu Metodenya bisa kita terapkan dengan mencanangkan Qs. Al-Baqorah : 69.
قَالُوا ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّنْ لَنَا مَا لَوْنُهَا قَالَ إِنَّهُ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ صَفْرَاءُ فَاقِعٌ لَوْنُهَا تَسُرُّ النَّاظِرِينَ ﴿البقرة:٦٩﴾
Artinaya:
Mereka berkata: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami apa warnanya”. Dia (Musa) menjawab: “Dia (Allah) berfirman, bahwa (sapi) itu adalah sapi betina yang kuning tua warnanya, yang menyenangkan orang-orang yang memandangi(nya)”.
Dalam prosesnya dan hasil karyanya dapat menyenangkan dirinya dan orang lain. Dan harus dihantarkan wujud kesenangan ini bukan datang begitu saja akan tetapi melalui proses dan kehadiran Allah SWT.
Akan tetapi yang perlu menjadi catatan disini bukan pada pemahaman Al-Qur'an pada proses dialog orang Yahudi dengan Nabi Musa AS tapi berita NILAI KETEGASAN WARNA, sebab dalam makna "kuning tua" dalam bahasa seni rupa dapat diartikan klasifikasi nama dan gradasi warna maka sangat singkron drngan indikator pencapaian pembelajaran siswa.