Ziarah Panjang Menembus Rimba Dunia Mengeluarkan Keringat, Air Mata dan Darah". Disitulah perwujudan kreasi kebudayaan dan pradaban yang berpapasan dengan Tuhan yang abadi.

Senin, 02 Oktober 2017

Organisasi Garapan Pagelaran

Organisasi Garapan Pagelaran

1. Manajemen Produksi
     a. Pimpinan Produksi
     b. Sekretaris Produksi
     c. Bendahara
     d. Urusan Dokumentasi
     e. Urusan Publikasi
     f. Urusan Pendanaan
     g. Tiketing
     i. House Manager
        •Seksi Keamanan
        •Seksi Akomodasi
        •Seksi Konsumsi
    .   •Transportasi
        •Seksi Gedung (untuk pementasan, latihan maupun untuk koonfrensi pers)

2. Manajemen Artistik
     a. Sutradara/Konseptor
     b. Pimpinan Artistik
     c. Stage Manager
     d. Penata Panggung
     e. Penata Cahaya
     f. Penata Rias dan Busana
     h. Penata Suara
     i. Penata Musik dan Sound

3. Apabila garapannya :
    a. Musik maka cukup personil pemain musik saja
    b. Tari maka personil pemain tari dan ditambah pemain musik bila live. Begitupun
    c. Teater

Minggu, 06 Desember 2015

Integrasi Al-Qur'an Dalam Mapel Seni Budaya: Salah Satu Pencapaian Pembelajaran

Melihat penomena pelajar kiwari sering terjadi adanya "kenakalan remaja" baik berbentuk tauran, perkelahian, miras dan sejenis lainnya. Dalam mengantisipasi hal itu Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi menyelenggarakan kegiatan workshop guru mata pelajaran dengan mengusung tema "Bimbingan Teknis Integritas Nilai-Nilai Al-Qur'an Kedalam Mata Pelajaran (Kesenian)".

Dalam hal itu, sangat dipandang perlu untuk mengintegritaskan Al-Qu'an kedalam mata pelajaran dan seharusnya tidak hanya dilakukan oleh Dinas Pendidikan untuk SMA dan SMK saja sebab pembelajaran diadakan di seluruh tingkat baik SMP/MTs dan sederajat dan SMA/MA sederajat. Sebab Al-Qur'an sebagai pandangan hidup bagi umat Islam.

Kenapa demikian. Kita sadar sebagai orang yang mengajar Seni Budaya dan seniman bahwa kebahagian tidak akan ketemu atau sampai pada seni sebagai hiburan dengan menari dan joged sambil benyanyi walau pada wakti itu kita bahagia. Tapi setelah itu, masalah tetap ada. Tapi dengan berdzikir mengingat Allah hati kita bisa tenang (bidzikrillah tatmaa'inu qullub). Dasitulah Al-Qur'an memiliki implikasi yang sangat luar biasa.

Maka sangat sepakat sekali, bila Al-Qur'an terintegritas kedalam mata pelajaran khususnya Mata Pelajaran Seni Budaya.

Untuk mengurai integritas Al-Qur'an dalam mata pelajaran seni budaya, perlu memahami dulu delapan belas karakter bangsa yang menjadi nilai-nilai pendidikan nasional, yaitu : religi, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Kesemua itu sangatlah sejalan dengan nilai-nilai dal Al-Qur'an. Kenapa tidak untuk terintegrasi.

Dalam hal ini bukan mengantarkan siswa untuk pandai membaca Al-Qur'an (Akhli Qori), Akhli Tafsir, Akhli Fiqih dan lainnya, tapi disini untuk mengantarkan siswa pada proses pembelajaran dalam penghayatan secara subtansi akan nilai-nilai Al-Qur'an sebagai wujud akan kehadiran Allah SWT. Hal ini dapat diwujudkan atas kalamullah, yaitu: Al-Qur'an.

Al-Qur'an adalah nilai ajaran Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril AS untuk keselamatan umat manusia dunia dan akhirat. Dimana Al-Qur'an terdiri dari 6,666 ayat dan terbagi menjadi ayat mutasabihat (samar) dan mukamat (jelas). Maka dalam nilai-nilai ayat mukamatlah yang paling mudah untuk dicerna, contoh kita ambil salah satu nilai karakter bangsa yang nilai pendidikan nasional, yaitu: kata "menolong" dibuka dalam indek Al-Qur'an maka akan muncul 31 surat. Salah satunya Surat Muhammad (47): 7

  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ 

Artinya:
Hai orang-orang beriman, jika kamu sekalian menolong agama Allah. Niscaya Allah pun akan menolongmu dan meneguhkan dudukanmu

Untuk mata pelajaran seni budaya tentu memerlukan pendekatan lain, seperti yang diungkapan Imam Ghazali tentang filsafat estetika, memaknai kata indah ada empat, yaitu; indrawi (lahiriah), imaginasi (emotion), jiwa (ruhaniah), dan illahiyah (transenden). Dalam pemaknaan ini, bila seseorang melihat film lantas kita menangis atau tegang maka itu baru tingkat emosi. Lain halnya dengan Jalaludin Rumi itu baru tingkat transenden cuma baru untuk dirinya.

Sementara dalam kontek pembelajaran mata pelajaran, khususnya seni budaya tidak terlepas dari silabus sebagai skenario pembelajaran. Skenario ini sudah diatur secara nasional, yaitu: Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Indikator Pencapaian Kompetensi, Tujuan Pembelajaran, Materi Pokok, Metode Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran, Sumber Pembelajaran (Bahan dan Alat), dan Evaluasi atau Penilaian. Maka pada implementasinya diatur melalui tujuan, metode sampai pada langkah-langkah pembelajaran.

Contoh sebagai ilustrasi dalam mata pelajaran seni budaya pada pembelajaran seni rupa, yaitu dengan Materi Pembelajaranya adalah "warna", Indikator Pencapaianya : 1) Jenis Warna (primer, scuder, dan tertier), 2) Gradasi Warna, 3) Nama Warna dan Pengolahannya. Maka salah satu Metodenya bisa kita terapkan dengan mencanangkan Qs. Al-Baqorah : 69.

قَالُوا ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّنْ لَنَا مَا لَوْنُهَا قَالَ إِنَّهُ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ صَفْرَاءُ فَاقِعٌ لَوْنُهَا تَسُرُّ النَّاظِرِينَ ﴿البقرة:٦٩﴾

Artinaya:
Mereka berkata: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami apa warnanya”. Dia (Musa) menjawab: “Dia (Allah) berfirman, bahwa (sapi) itu adalah sapi betina yang kuning tua warnanya, yang menyenangkan orang-orang yang memandangi(nya)”.

Dalam prosesnya dan hasil karyanya dapat menyenangkan dirinya dan orang lain. Dan harus dihantarkan wujud kesenangan ini bukan datang begitu saja akan tetapi melalui proses dan kehadiran Allah SWT.

Akan tetapi yang perlu menjadi catatan disini bukan pada pemahaman Al-Qur'an pada proses dialog orang Yahudi dengan Nabi Musa AS tapi berita NILAI KETEGASAN WARNA, sebab dalam makna "kuning tua" dalam bahasa seni rupa dapat diartikan klasifikasi nama dan gradasi warna maka sangat singkron drngan indikator pencapaian pembelajaran siswa.

Senin, 17 Agustus 2015

HABIB HUSEIN AL-MUTHAHAR, PENCIPTA LAGU "17 AGUSTUS TAHUN 45"

Oleh : Abu Nawas Majdub

Habib Muhammad Husein Muthahar tidak hanya dikenal sebagai penyelamat bendera pusaka dan pendiri Paskibraka saja, tetapi beliau juga seorang komponis lagu Indonesia yang hebat. Habib yang dikenal dengan nama H. Mutahar ini telah menghasilkan ratusan lagu Indonesia, seperti lagu nasional Hari Merdeka, Hymne Syukur, Hymne Pramuka, Dirgayahu Indonesiaku, juga lagu anak-anak seperti Gembira, Tepuk Tangan Silang-silang, Mari Tepuk, dan lain-lain. Lagu Hari Merdeka dan Hymne Syukur adalah salah satu lagu fenomenal yang diciptakan oleh Habib Muhammad Husein Muthahar.

Terkait penciptaan lagu Hari Merdeka, ada satu cerita yang menarik. Ternyata inspirasi lagu Hari Merdeka ini muncul secara tiba-tiba saat beliau sedang berada di toilet salah satu hotel di Yogyakarta. Bagi seorang komponis, setiap inspirasi tidak boleh dibiarkan lewat begitu saja. Beliau pun cepat-cepat meminta bantuan Pak Hoegeng Imam Santoso (Kapolri pada 1968–1971). Saat itu Pak Hoegeng belum menjadi Kapolri.

Sang Habib menyuruh Pak Hoegeng untuk mengambilkan kertas dan bolpoin. Berkat bantuan Pak Hoegeng, akhirnya jadilah sebuah lagu yang kemudian diberi judul “Hari Merdeka”. Sebuah lagu yang sangat fenomenal dan sangat terkenal yang banyak dinyanyikan oleh bangsa Indonesia, bahkan anak-anak pun sangat hafal dan pandai menyanyikannya.

Berikut lirik lagu "Hari Merdeka" ciptaan Habib Muhammad Husein Muthahar:

Tujuh belas Agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka Nusa dan Bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
Merdeka

Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih di kandung badan
Kita tetap setia tetap sedia
Mempertahankan Indonesia
Kita tetap setia tetap sedia
Membela negara kita

Selain “Hari Merdeka”, lagu berikut juga menjadi karya fenomenal beliau. Judulnya “Syukur”. Lagu ini tercipta dibuatnya pada tanggal 7 September 1944 setelah menyaksikan banyak warga Semarang, kota kelahirannya, bisa bertahan hidup dengan hanya memakan bekicot. Berikut lirik lagunya:

Dari yakinku teguh
Hati ikhlasku penuh
Akan karuniamu
Tanah Air pusaka
Indonesia merdeka
Syukur aku sembahkan
KehadiratMu Tuhan

Sekilas Tentang Habib Husein Muthahar

"Husein Mutahar", begitu nama latinnya, lahir di Semarang, Jawa Tengah pada tanggal 5 Agustus 1916. Perjalanan pendidikan formalnya dimulai dari ELS (Europese Lagere School atau sama dengan SD Eropa selama 7 tahun) , kemudian dilanjutkan ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Ondewwijs atau sama dengan SMP selama 3 tahun) dan dilanjutkan ke AMS (Algemeen Midelbare School atau sama dengan SMA selama 3 tahun) Jurusan Sastra Timur khususnya Bahasa Melayu, di Yogyakarta. Kemudian beliau melanjutkan ke Universitas Gajah Mada dengan mengambil Jurusan Hukum dan Sastra Timur dengan khusus mempelajari Bahasa Jawa Kuno. Namun perkuliahannya hanya 2 tahun, drop out (DO) karena harus ikut berjuang.

Habib Husein Muthahar terlibat Pramuka sejak awal lembaga kepanduan berdiri. Beliau adalah salah seorang tokoh utama Pandu Rakyat Indonesia, gerakan kepanduan independen yang berhaluan nasionalis. Ia juga dikenal anti-komunis. Ketika seluruh gerakan kepanduan dilebur menjadi Gerakan Pramuka, Habib Husein Muthahar juga menjadi tokoh di dalamnya.

Dalam kehidupan berorganisasi, pengalaman beliau adalah sbb :
  1. Ikut mendirikan dan bergerak sebagai pemimpin Pandu serta kemudian menjadi anggota Kwartir Besar Organisasi Persatuan dan Kesatuan Kepanduan Nasional Indonesia "Pandu Rakyat Indonesia", 28-12-1945 s.d. 20-5-1961.
  2. Ikut mendirikan dan bergerak sebagai Pembina Pramuka, duduk sebagai anggota Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Andalan Nasional Urusan Latihan, 1961-1969.
  3. Sekretaris Jenderal Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka, 1973 -1978, dan anggota biasa, 1978-2004.

Habib Muhammad Husein Muthahar, yang juga mantan duta besar Italia ini, kemudian meninggal dunia di Jakarta tanggal 9 Juni 2004 di usia 88 tahun.

Walaupun beliau berhak dimakamkan di Makam Taman Pahlawan Kalibata karena memiliki Tanda Kehormatan Negara Bintang Mahaputera atas jasanya menyelamatkan Bendera Pusaka Merah Putih dan juga memiliki Bintang Gerilya atas jasanya ikut berperang gerilya pada tahun 1948-1949, tetapi beliau tidak menginginkan itu. Sesuai dengan wasiat beliau, akhirnya pada 9 Juni 2004 beliau dimakamkan sebagai rakyat biasa di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut Jakarta Selatan.


Perkambangan Seni Budaya Dalam Blog Lain